PENERAPAN APLIKASI
RFID DIBIDANG PERPUSTAKAAN
Oleh : Yudhistira Bagas Pratama
135030701111009
1.
RFID (Radio Frequency Identification)
Beberapa
tahun terakhir teknologi berbasis frequensi radio RFID berkembang sangat pesat,
hal ini disebabkan oleh beberapa hal, salah satu diantaranya kebutuhan yang
besar dengan menggunakan teknologi. RFID nmerupakan teknologi penangkapan data
yang dapat digunakan secara elektronik untuk mengindentifikasi, melacak dan
menyimpan informasi yang tersimpan dalam tag RFID (Wilhusen, 2005). Tag RFID
(transfonder) akan mengenali diri sendiri ketika mendekteksi sinyal dari
perangkat yang hanya dapat dibaca saja (Read
only) dibaca dan ditulis (Read/Write)
sekali tulis dan banyak baca (write once
read many) juga tidak memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk
dapat beroperasi. RFID dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi lingkungan
dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi. Selama ini sistem otomatis
yang dikenal di perpustakaan sistem barcode
mempunyai keterbatasan dalam penyimpanan data serta yang tersimpan
didalamnya (Tarigan, 2004). Teknologi RFID merupakan bagian dari RF (Radio
Frequensi) yang digunakan sebagai media identifikasi secara wireless yang
terdiri dari dua komponen (Karigianes, 2007) yaitu:
a. RFID tag
(tranfonder) yang terdiri dari sebuah
device yang kecil yang tertanam dalam
sebuah buku seperti label, smartcard
dan lainya yang memiliki identifikasi yang unik dan memori yang dapat di tulis.
b. RFID reader merupakan sebuah device yang dapat berkomunikasi tanpa
kontak langsung dengan suatu tag untuk mengidentifikasikanya apabila terhubung
dalam suatu asosiasi data
Komunikasi tanpa kontak langsung (wireless) pada radio frequensi
(Karigianes, 2007).

Kartu
reader acces RFID
Gambar
contoh sederhana dari komunikasi
secara wireless pada radio Frequensi
2. Pemanfaatan RFID di Perpustakaan
Jika di masa lalu barcode telah menjadi cara utama
untuk pelacakan buku, makalah, kini system RFID menjadi teknologi pilihan untuk
tracking majalah, buku, disertasi, thesis, makalah perpustakaan, bahkan
kendaraan, dan pustakawanya. Salah satu alasannya adalah kemampuan baca tulis
dari system RFID aktif memungkinkan pengunaan aplikasi interaktif. Selain itu,
tag juga dapat baca dari jarak jauh dan melalui subtansi seperti asap, atau cat
di mana barcode telah terbukti tidak dapat digunakan. Gagasan untuk menggunakan
teknologi RFID di perpustakaan akhir-akhir ini merebak, baik di kalangan
perpustakaan Perguruan Tinggi, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Sekolah
Penggunaan atau rencana penerapan RFID oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam
rencananya untuk dapat mengimplementasikan teknologi RFID sebagaimana
diuraikan:
a. Pelacakan Buku: Perpustakaan Perguruan Tinggi perlu
memasang tag RFID didalam item-item buku perpustakaan. Peralatan yang ditanam tersebut
memungkinkan Perpustakaan dapat melacak
pengguna – pengguna dan buku yang sudah di inventaris dengan barcode yang dimiliki dengan
me-link-kan nama pengguna dan informasi kartu anggota dengan nomor seri barcode
pada suatu item buku. Tag UHF adalah teknologi RFID generasi baru yang
menyediakan kecepatan transfer data yang cepat dan rentang baca yang lebih
jauh.
b. Pelacakan Pengguna dan Pustakawan: Perpustakaan
bisa menerapkan system tracking di bagian smatcard/kartu anggota perpustakaan
karena sadar akan kekuatiran akan pelayanannnya. Dengan system ini seluruh
pengguna, pengunjung dan karyawan yang memasuki perpustakaan diberi kartu
smartcard yang ditanami chip RFID. Kartu baca oleh sensor yang dipasang di
langit-langit yang mencatat secara tepat waktu masuk dan keluarnya pengunjung
perpustakaan. Informasi ini tersimpan dalam komputer selama 21 hari. Teknologi
ini juga memungkinkan untuk dengan mudah segera melacak buku yang pernah
dipinjam anggota yang pernah dilayani pustakawan. Walaupun saat ini tag RFID
belum digunakan secara luas pada buku-buku perpustakaan karena harga tag yang
dianggap masih mahal.Namun dengan seiring usaha perpustakaan-perpustakaan untuk
memperbaiki cara pelacakan buku dan melihat profil pengguna, peningkatan
permintaan dan produksi teknologi RFID akan membawa pada penurunan harga.
3. Penerapan RFID di Perpustakaan
Sistem
yang lebih rinci RFID pada dasarnya terdiri dari 5 Komponen :
a. Label dengan microchip bertenaga baterai atau tanpa
baterai dan antenna
b. Reader atau alat scanning
device yang dapat membaca tag dengan benar dan mengkomunikasikan hasilnya ke suatu basis
data
c. Maddleware mencatat dan menerima mengirim informasi dari
label ke pusat penyimpanan data.
d. Sofware aplikasi sebuah
perangkat lunak yang berisi sekumpulan layanan aplikasi – aplikasi dan
pemakai mempertukarkan informasi lewat jaringan – jaringan layanan ini berada
di tengah-tengah antara sistem operasi
dan perangkat lunak jaringan aplikasi tersebut.

Gambar
Basis data dalam system RFID
Terdapat
konfigurasi yang umum dalam penerapan system RFID di Perpustakaan yaitu:
1.
RFID Tag
a. Dapat
ditulis ulang, label standart ISO mengindentifikasi dan melacak berbagai barang
atau buku
b. Memori
chip menyimpan informasi buku tersebut
c. Status
sekuriti tersimpan langsung pada label
d.
Menghilangkan garis pandang (line
of sight) yang diperlukan untuk
memproses buku.
2. Conversion
Station
a. Konversi ID barang dari barcode ke label RFID
b. Secara otomatis menyalurkan/mengeluarkan
label
c. Mencakup layer sentuh,scanner barcode
optic,RFID reader dan gerobak
portable
d. Memungkinkan programming/reprogramming (entir data)
e. Tidak memerlukan koneksi ke sistem sirkulasi
terotomasi
f. Secara dramatis menyederhanakan proses checkout/chekin (peminjaman/pengembalian)
g. Memroses buku dengan barcode dan label RFID
h. Banyak memproses buku sekaligus secara bersamaan
i. Kendali operasi dengan layer sentuh
3. Staff
Workstation
a. Meningkatkan efisiensi tempat kerja dan ergonomic
b. Memproses barang dengan barcode dan label RFID
c. Display dikombinasikan dengan display system
otomasi
d. Bekerja dengan computer di meja sirkulasi,
scanner,printer
e. Bekerja sebagai tempat sirkulasi atau tempat
programming label (data entri)
f. Dapat memproses peminjaman (chek out) banyak barang
sekaligus secara bersamaan.
4 Digital Library Assistant
a. Mampu membaca sendiri,
shelving,pengurutan,pencarian,penyiangan dan pencarian yang luar biasa.
b. Dapat digunakan untuk scan barang untuk status
sekuriti dalam hal alarm berbunyi.
c. Seacara bersamaan melakukan pembacaan,pencarian dan
scan persediaan.
d. Dapat memegang/menyimpan informasi lebih dari 1
juta barang.
e. Antena mempermudah pembacaan pada rak yang tinggi
dan rendah
5. Detection System
a. Proteksi sekuriti yang tinggi untuk semua koleksi
perpustakaan
b. Pilihan suara alarm memainkan pesan pilihan
c. Lebar koridor mengikuti standar ADA
d. Penghitung trafik terintegrasi
e. Tidak membutuhkan aplikasi server
f. Tersedia dalam warna abu-abu gelap dan terang.
6. Self – return books drops
Koleksi
buku yang dikembalikan di pelayanan siekulasi langsung bias diidentifikasi
setelah melalui book drop, dan fungsi sekuriti anti pencurian diaktifkan
kembali..Pada saat yang sama database perpustakaan diperbarui. Pemakai langsung
mengembalikan sendiri (self return book drop) menyediakan service pengembalian
24 jam. Sebagai tambahan, book drop dapat dilengkapi dengan automatic sorting
system, menjadikan pengelolaan koleksi lebih efisien.
4.
Kendala dalam Penerapan RFID
Penerapan
teknologi dari barcode ke RFID yang diterapkan harus mampu menjembatani
transisi itu yang mempunyai fleksibilitas dengan menyediakan kemampuan
memproses dengan kedua teknologi tersebut.Kemungkinan penerapannya dengan
system sekuriti yang mungkin dianggap sudah berjalan baik. Penerapan RFID
diperpustakaan memerlukan kebutuhan middleware yang efisien dengan data,
privasi pada pengguna dan juga standarisasi. Terdapat suatu kekuatiran terhadap
privatisasi pengguna, RFID memunculkan dua kekuatiran utama bagi para
penggunanya yaitu pelacakan tersembunyi (clandestine
tracking) dan pengumpulan data secara diam-diam (clandestine inventorying). RFID merespon interogasi reader tanpa
memberitahu pemilik atau pembawanya. Karena itu jika berada pada rentang
pembacaan reader, scaning diam-diam (clandestine
scanning) pun mengancam. Ancaman terhadap privasi muncul ketika sebuah
nomor seri tag dikombinasikan dengan informasi pribadi sebagai contoh, ketika
seorang anggota perpustakaan menggunakan kartu anggota meminjam buku di
perpustakaan, staff perpustakaan yang melayaninya dapat membuat link antara
identitas pengguna tersebut dengan nomor seri tag yang ada padanya, maka staff
perpustakaan kemudian dapat mengindentifikasi profil anggota dengan menggunakan
jaringan reader-reader RFID, baik di dalam perpustakaan maupun diluar.

Gambar: Ilustrasi ancaman privasi pada pengguna
5. Potensi Ancaman Resiko Bahaya RFID
Penyebaran RFID secara umum akan memudahkan timbulnya ancaman,
keamanan maupun gangguan privasi. Gangguan ini merupakan ancaman untuk RFID
antara lain: serangan secara fisik yaitu dengan cara tag diambil, ditukar,digores.
Serangan aktif tidak secara fisik yaitu ikut serta dalam protocol atau menyamar
sebagai pemilik atau reader yang sah, dengan melakukan query seperti reader
sesuka hati, dapat memodifikasi atau pengubahan isi dari tag RFID. Dengan
penyadapan akan mendapatkan duplikai pesan tanpa ijin, Repalying menyimpan
pesan yang ditangkap untuk digunakan pada pemakaian pengguna yang lain.
Serangan Dental of service membanjiri saluran atau sumber lain dengan pesan
yang bertujuan untuk menggagalkan pengaksesan pemakai lain.
6.
Kesimpulan
RFID (Radio Frquensi Identification ) merupakan
sebuah teknologi compact wireless yang unggul untuk mentarnformasi dalam dunia
perpustakaan yang relative masih baru, akan menjadi alternative selain barcode
yang secara luas sudah banyak digunakan. Kedua teknologi tersebut dapat
diterapkan berdampingan bersama dengan mengunakan kofigurasi dengan system RFID
yang sudah banyak terdapat di pasaran secara umum.Oleh karena itu juga banyak
terdapat kelebihan dalam teknologi RFID yang sering diunggulkan untuk
mentranformasi dalam dunia komersial
maupun dalam perpustakaan Disamping juga keterbatasan benturan kepentingan
masyarakat terhadap masalah isu privasi pada pemanfaatan system RFID secara garis
besar meliputi pentingnya pemberian informasi tentang pemakian teknologi RFID.
Sebelum penggunaanya diterapkan oleh semua perpustakaan.
7.
Daftar Pustaka
Maryono, 2005. Dasar-dasar
Radio Fequensi Identification (RFID) Teknologi Yang Berpengaruh di Perpustakan.
Media Informasi vol XIV no.20 Th 2005
Tarigans ZJH, 2004. Integrasi Technologi RFID dengan teknologi Erp untuk otomasisasi data
(Studi kasus pada gudang barang jadi perusahaan furniture, jurnal teknik
Industri vol 6 no.2 Desember 2004, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Wirawan, I made Widhi, 2008. Thesis Aplikasi RFID Smardcard dibidang pariwisata. Yogyakarta:
Program Pasca Sarjana UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar