By: Aulia Nurdienawati
Pendidikan adalah salah satu sektor
yang menjadi perhatian khusus pemerintah dari masa ke masa. Di setiap
pergantian kekuasaan sektor ini tak luput dari perubahan kebijakan. Sudah
beberapa kali pendidikan di Indonesia mengalami perubahan kurikulum, bahkan
yang teranyar kurikulum 2013 dibatalkan untuk sebagian sekolah karena dinilai
kurang tepat. Sudah saatnya pemerintah dan sekolah-sekolah mencoba menggandeng
teknologi dalam permasalahannya ini. Salah satu teknologi yang sekiranya dapat
membantu adalah analisis big data. Di beberapa sektor seperti pemasaran,
big data memungkinkan iklan dapat menyasar pengguna tepat sasaran berkat
analisis data-data personal pengguna.
Di sektor pendidikan hal semacam ini
harusnya bisa menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan pendidikan yang selama
ini terjadi. Tak dapat dipungkiri pendidikan di Indonesia bermasalah dengan
kesenjangan kualitas cukup tinggi di beberapa daerah-daerah. Mungkin ini salah
satu alasan Indonesia menerapkan ujian nasional dengan sebagai standar
kelulusan, meski pada pemerintahan yang berkuasa sekarang kebijakan ini sedikit
diubah berkat masukan dari beberapa pihak. Satu kata kunci yang bisa diambil
dari sini adalah personalisasi. Setiap
daerah, setiap sekolah, bahkan setiap anak mempunyai permasalahan yang
berbeda-beda. Agak sedikit memaksakan memang jika pada akhirnya
kebijakan atau metode pembelajaran yang diterapkan digeneralisir untuk semua
pihak. Kasus iklan yang tepat sasaran bisa dijadikan contoh bagaimana
seharusnya metode pembelajaran bisa dengan tepat menyasar siswa-siswa sesuai
dengan permasalahan dan kebutuhannya masing-masing. Teknologi tak hanya
mengubah kertas menjadi berkas digital. Big data secara khusus mampu memberikan
analisis dan insight dari data-data yang pada akhirnya digunakan untuk
menunjang perumusan suatu kebijakan atau solusi.
Bagaimana penerapan big data di bidang pendidikan
Tentu masih segar di ingatan kita
tentang rencana pemerintah Indonesia mengganti buku pelajaran dengan tablet. Rencana ini bisa menjadi sebuah
langkah awal untuk masuknya teknologi big data di sektor pendidikan. Dengan
asumsi satu siswa menggunakan satu buah tablet kemungkinan untuk memantau siswa
bisa lebih secara personal. Selain berfungsi sebagai buku, tablet tersebut juga
bisa menjadi media untuk mengerjakan tugas atau soal-soal ujian. Di sinilah
nantinya big data mengambil peran.
Data-data hasil pengerjaan tugas dapat diambil dan
dianalisis secara lebih personal.
Dengan data tersebut selain hasil
atau nilai akhir, pendidik atau orang tua bisa mengetahui apa saja yang telah
dipelajari serta kendala-kendala dalam proses belajar siswa secara lebih rinci.
Di New York dan Washington, inisiatif seperti ini sudah diberitakan sejak tahun lalu, meski banyak
menuai pro dan kontra tentang adanya isu pelanggaran privasi. Selain
menghasilkan data yang lebih mendetil, penerapan
teknologi big data juga dapat dibarengi dengan analisis prediktif untuk
menentukan pembelajaran seperti apa yang cocok untuk setiap masing-masing siswa.
Rekam jejak seperti soal apa yang dikerjakan, soal mana yang menjadi
permasalahan serta pola jawaban dari siswa dapat dikumpulkan dan dirumuskan menjadi
sebuah standar untuk memberikan sebuah metode pembelajaran yang lebih baik.
Tentu ini semua tidak mudah, tapi tidak pula mustahil. Tak ada salahnya
menggantungkan masa depan pendidikan kita pada teknologi. Toh pada dasarnya
teknologi diciptakan untuk mempermudah segala urusan manusia. Khusus untuk
sektor pendidikan yang mempunyai masalah tentang perbedaan kebutuhan
pendidikan, saya rasa big data menjadi salah satu jalan keluar yang pas.
Konsep
Big Data
Di berbagai
organisasi, terminologi “data science”, “big data”, dan “hadoop” seakan sudah
menjadi setali tiga uang. Kita akan jarang mendengar suatu diskusi atau
pembicaraan tentang salah satunya tanpa disertai yang lainnya. Kalau melihat
dari trend, data science adalah sebuah terminologi yang mulai ngetrend di tahun
2013; ketika Hadoop dan big data sudah menjadi buzzword di berbagai organisasi.
Kita bisa melihat hal tersebut dari google search trend.

Dari grafik
search trend yang sama, bisa kita lihat bahwa popularitas Hadoop sangat
berhubungan erat dengan popularitas big data dan data science. Karena ini
adalah blog yang berhubungan dengan statistik, saya tidak bisa mengatakan bahwa
popularitas Hadoop menyebabkan popularitas kedua term lainnya. Namun, saya bisa
mengatakan bahwa popularitas Hadoop memiliki korelasi yang positif terhadap
kedua term tersebut.
Artikel
ini akan fokus dalam membahas big data. Hadoop akan di bahas di artikel lainnya
di blog ini. Jadi, jangan lupa bookmark blog ini dan cek update artikelnya 1-2
minggu sekali. Sebelum membaca artikel ini, saya menyarankan kamu baca artikel
ini dulu:
Untuk kamu yang
sudah mulai membaca artikel ini, tapi belum punya gambaran data science itu
makhluk seperti apa, berikut saya copy-paste definisinya dari Wikipedia,
“Data Science is the extraction
of knowledge from large volumes of data that are structured or unstructured,
which is a continuation of the field data mining and predictive analytics, also
known as knowledge discovery and data mining (KDD).”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar